12 Cara Merespons dan Meminta Bantuan Saat Mengalami Perundungan oleh Orang Tua

keluarga, emosi
Gambar terkait: keluarga, emosi

Pernahkah kamu merasa terluka bukan karena teman di sekolah, tapi justru dari orang tua sendiri? Perundungan oleh orang tuaatau yang sering disebut emotional bullyingadalah luka yang tak terlihat tapi sangat dalam. Bagaimana caranya kita bisa bertahan dan bahkan bangkit dari situasi seperti ini? Yuk, kita kupas bersama.


Mengapa Perundungan oleh Orang Tua Bisa Terjadi?

Orang tua seharusnya menjadi pelindung dan sumber kasih sayang utama. Namun, kenyataannya tidak sedikit anak yang justru mengalami perundungan dari orang tua mereka sendiri. Ini bisa berupa kata-kata kasar, kritik yang berlebihan, atau bahkan pengabaian emosional.

Bayangkan seperti pohon yang seharusnya memberi naungan, tapi malah menebang cabang-cabangnya sendiri. Perundungan ini sering membuat anak merasa tidak berdaya, bingung, dan bahkan takut untuk berbicara.


Apa Saja Dampak Perundungan Orang Tua?

Dampaknya bukan hanya luka hati sesaat, tapi bisa berlanjut menjadi masalah psikologis seperti:

  • Rasa rendah diri yang mendalam
  • Kesulitan membangun hubungan sehat
  • Depresi dan kecemasan
  • Kesulitan percaya pada orang lain

Kalau kamu merasa seperti ini, kamu tidak sendiri. Banyak anak di Indonesia yang mengalami hal serupa, tapi jarang yang berani bicara. Nek ora wani ngomong, piye carane iso mari? (Kalau tidak berani bicara, bagaimana bisa sembuh?)


12 Cara Merespons dan Meminta Bantuan Saat Mengalami Perundungan oleh Orang Tua

1. Cari Tempat Aman untuk Mengamankan Diri

Kalau situasi di rumah mulai memburuk, cari tempat yang membuatmu merasa aman. Bisa kamar sendiri, rumah kerabat, atau bahkan ruang publik yang nyaman. Ini penting supaya kamu punya waktu untuk menenangkan diri.

2. Jauhkan Diri dari Perundung Jika Keadaan Memburuk

Kalau memungkinkan, batasi interaksi langsung dengan orang tua saat mereka mulai menunjukkan perilaku perundungan. Ingat, menjaga jarak bukan berarti mengabaikan, tapi melindungi diri.

3. Ungkapkan Apa yang Kamu Rasakan dengan Jelas

Kadang, orang tua tidak sadar kalau kata-katanya menyakitkan. Cobalah untuk mengungkapkan perasaanmu dengan kata-kata yang sederhana tapi tegas, misalnya, "Aku merasa sedih kalau kamu berkata seperti itu."

4. Batasi Komunikasi yang Negatif

Kalau pembicaraan mulai memanas, jangan ragu untuk mengalihkan topik atau mengakhiri percakapan dengan sopan. Ini bukan tanda menyerah, tapi cara menjaga kesehatan mental.

5. Bayangkan Ada Huruf "T" di Dahi Orang Tua

Ini trik sederhana tapi ampuh: bayangkan ada huruf "T" yang berarti tahan di dahi orang tua saat mereka berkata kasar. Ini membantu kamu untuk tidak langsung bereaksi dan tetap tenang.

6. Jangan Menuruti Keinginan yang Merugikan

Kalau orang tua memaksa sesuatu yang membuatmu tidak nyaman atau merugikan, kamu berhak menolak dengan sopan. Ingat, kamu juga punya hak untuk dihormati.

7. Pikirkan Dulu Apa yang Ingin Kamu Katakan

Sebelum berbicara, pikirkan dulu dengan tenang apa yang ingin disampaikan agar pesanmu jelas dan tidak menimbulkan salah paham.

8. Cari Dukungan dari Keluarga atau Teman Terpercaya

Berbagi cerita dengan orang yang kamu percaya bisa meringankan beban. Kadang, hanya dengan didengarkan saja, hati sudah terasa lebih lega.

9. Gunakan Bantuan Profesional Jika Perlu

Kalau perundungan sudah terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan psikolog atau konselor. Mereka punya keahlian untuk membantumu memahami dan mengatasi perasaanmu.

10. Buat Jurnal atau Catatan Perasaan

Menulis perasaan dan kejadian yang kamu alami bisa menjadi cara untuk mengekspresikan diri dan melihat situasi dengan lebih objektif.

11. Pelajari Teknik Relaksasi dan Meditasi

Teknik seperti pernapasan dalam atau meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres akibat perundungan.

12. Ingat, Kamu Tidak Sendiri dan Layak Bahagia

Ini adalah kunci utama. Walau situasi sulit, kamu berhak mendapatkan kasih sayang dan hidup bahagia. Jangan biarkan perundungan menghapus nilai dirimu.


Kisah Nyata: "Dewi dan Perjuangannya Melawan Perundungan Orang Tua"

Dewi, seorang gadis asal Yogyakarta, mengalami perundungan verbal dari ibunya yang selalu membandingkan Dewi dengan sepupunya yang dianggap lebih pintar. Awalnya Dewi merasa putus asa dan menutup diri. Namun, setelah berbicara dengan guru BK di sekolah dan mulai menulis jurnal, Dewi menemukan kekuatan dalam dirinya.

Dia mulai membatasi interaksi negatif dan mencari dukungan dari teman-teman dekat. Perlahan, Dewi belajar untuk mengatakan "tidak" pada perlakuan yang menyakitkan dan fokus pada impian serta kebahagiaannya sendiri. Kini, Dewi menjadi inspirasi bagi teman-temannya yang juga mengalami masalah serupa.


Mengapa Penting untuk Bertindak?

Kalau kamu bertanya, "Apa gunanya melawan perundungan orang tua? Bukankah mereka yang paling berkuasa?" Ingat, seperti pepatah Jawa, "Sopo sing sabar bakal oleh legi" (Siapa yang sabar akan mendapatkan manisnya hasil). Bertindak bukan berarti melawan dengan kasar, tapi menjaga diri dan mencari jalan keluar yang sehat.


Wow Moment #1: Perundungan Orang Tua Bisa Terjadi Tanpa Disadari

Terkadang, orang tua tidak sadar bahwa kata-kata mereka menyakiti. Misalnya, komentar seperti "Kamu kok nggak bisa seperti adikmu?" mungkin dianggap biasa, tapi bagi anak itu seperti duri yang menusuk hati.


Wow Moment #2: Menulis Jurnal Bisa Jadi Terapi Ampuh

Menulis cerita atau perasaan di buku harian ternyata bukan cuma buat anak kecil. Ini cara sederhana tapi efektif untuk memahami dan mengelola emosi yang rumit.


Wow Moment #3: Batasi Komunikasi Negatif, Tapi Jangan Putus Asa

Menjaga jarak dengan orang tua yang perundung bukan berarti memutus hubungan. Ini seperti kamu mengatur jarak aman saat naik sepeda motor di jalanan ramai: demi keselamatan dan kenyamanan.


Wow Moment #4: Bantuan Profesional Bukan Tanda Kelemahan

Mencari psikolog atau konselor itu seperti pergi ke dokter saat sakit. Bukan berarti kamu lemah, tapi kamu peduli pada kesehatan mentalmu.


Kesimpulan: Kamu Berhak Hidup Bahagia dan Dihargai

Perundungan oleh orang tua adalah luka yang sulit, tapi bukan akhir dari segalanya. Dengan langkah-langkah di atas, kamu bisa mulai melindungi diri, mencari dukungan, dan membangun kembali kepercayaan diri. Ingat, urip iku perjuangan (hidup itu perjuangan), tapi kamu tidak perlu berjuang sendirian.


Tindakan Selanjutnya

  • Mulailah menulis jurnal harian tentang perasaanmu.
  • Cari satu orang terpercaya untuk diajak bicara.
  • Jangan ragu mencari bantuan profesional jika beban terasa berat.

Pertanyaan untuk Kamu

  • Apa satu hal kecil yang bisa kamu lakukan hari ini untuk melindungi dirimu dari perundungan?
  • Siapa orang terdekat yang bisa kamu percaya untuk berbagi cerita?
  • Bagaimana kamu bisa memulai percakapan dengan orang tua tentang perasaanmu?

Artikel Terkait